Direktur TIF 2013, Franky Raden mengatakan dalam TIF 2013 akan ditampilkan berbagai kegiatan seperti seminar internasional yang membahas culture tourism dengan menghadirkan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, workshop tenunan dan memahat dan workshop fotografi.
Ia mengatakan, terdapat dua acara utama yakni sesi pembukaan di sebuah desa bernama Desa Ketekesu, Makale. Desa itu merupakan salah satu desa tertua di Tana Toraja yang berusia sekitar 900 tahun.
Kemudian, penutupan TIF 2013 yang akan diadakan di Bukit Ge'tengan, sebuah wilayah perkemahan raksasa yang akan dijadikan arena festival World Music dengan nama Toraja World Music Camp and Festival yang akan berlangsung 29-30 Desember
Sejumlah kelompok musik akan tampil dalam festival ini, yakni: Debu (Amerika Serikat/ Jawa Barat), Supa Kalulu (Zimbabwe), Vieux Cissokho (Senegal), Orchid House Orchestra (Italia), Jeannette Lambert (Kanada), Gilles Saissi (Perancis), Aigul Elkenbayeva (Kazakhstan), Indonesian National Orchestra (Indonesia), Modero (Palu), Saleum (Aceh), Rebana Betawi (Jakarta), Kolintang (Sulawesi Utara), Batara Gowa (Makassar), Madandan (Toraja), dan lain-lain.
Tak hanya itu, para pemusik dari mancanegara dan nusantara ini akan memberikan workshop musik, yaitu, Anello Capuano (mengenai aransemen musik digital untuk alat musik tradisional), Reg Swagger (soal teknik bermain gitar Jazz), I Nyoman Windha (mengenai Kecak dan Gender Wayang) dan Alfian (soal Rebana Biang, Hadroh dan Kecimpring).
Franky menjelaskan penutupan TIF menampilkan 300-an perempuan yang melantunkan nyanyian mantra dan diiringi dengan grup Indonesia National Orchestra. Orkestra ini merupakan paduan alat-alat tradisional dari Sabang sampai Merauke.
''Seluruh grup musik dalam dan luar negeri, yang jumlahnya 20 kelompok ikut pada penutupan itu,'' ujarnya.
TIF 2013 akan diselenggarakan sekaligus di dua kota kabupaten yaitu Makale di Tana Toraja dan Rantepao di Toraja Utara.
Sumber: Antara News
Back To Home
No comments:
Post a Comment